SPPT PBB elektronik

Selamat malam kawan-kawan semuanya. Baru sempet buka blog lagi nih. Lagi sibuk apa nih selama psbb covid 19? Klo saya sih di rumah aja kaya paus terdampar makan tidur makan tidur. Ini barusan abis laporan ke bapak soal tagihan PBB atas nama bapak dan almarhum kakak saya. Nah ngomong-ngomong udah pada ngurus sppt PBB elektronik belum nih? 

     Sumber gambarhttp://bapenda.jakarta.go.id/

Jadi sekitar bulan Desember 2020 yang lalu dapet kiriman WA di WA grup RT yang menghimbau kepada kita sebagai warga untuk mengisi sppt PBB elektronik. Sebenarnya waktu itu dikasih batas waktu sampai akhir Desember 2020 tapi ternyata masih banyak yang belum mengisi dengan alasan males dan ribet. Dan juga buat orang tua yang tidak mengerti gaptek sama sekali dan ga punya email. Termasuk orang tua saya malah ga ngerti sama sekali gimana cara mengisinya. 

Beberapa hari yang lalu saya dijapri bu RT beliau minta tolong saya untuk mengisi sppt PBB elektronik atas nama bapak saya dan almarhum kakak saya. Saya kira sudah diisikan oleh kakak kedua saya ternyata malah kakak kedua saya belum ngisi juga alasannya males ribet banget. Akhirnya saya isi saja ketiganya dengan modal sppt PBB yang lama dan kartu keluarga atau KTP bapak dan kaka saya. 

Caranya gampang kok tinggal ikutin aja instruksi yang tertera. Seperti masukan nomor  nop PBB yang ada di slip PBB tahun terakhir. Nama wajib pajak. Isi wilayah dimana kita berada, hubungan pengunduk dengan wajib pajak, Nomor telepon dan alamat email. Terakhir tinggal klik centang di saya setuju dengan ketentuan khusus diatas. Klik saya bukan robot dan kirim. 

Nanti kita tinggal tunggu email dari bapenda. Lalu klik Link untuk mendownload esppt. 
Setelah mendapatkan email dari bapenda akan ada laporannya seperti yang biasa kita dapat dari kelurahan tagihan PBB kita tahun ini. Cuma ada kelebihannya di e-sppt PBB ini juga disertakan laporan pembayaran PBB kita dari tahun ke tahun jadi kelihatan deh kalau ada tagihan yang belum dibayar alias tunggakan. Termasuk almarhum kakak saya ada tunggakan tahun 2017 dan 2017 tahun dimana beliau sakit(2017) dan meninggal(2018) mungkin karena itu jadi ga kepikiran bayar sppt PBB. Makanya ini lagi mau diurus sama bapak. 

Ini nih edaran yang saya dapat di WA grup RT. 

Halo sobat PAJAK 

Berdasarkan instruksi Kepala Badan Pendapatan daerah provinsi DKI No. 56 Tahun 2020 tentang persiapan pelaksanaan penerbitan SPPT PBB P2 secara elektronik Tahun 2021, Bapenda Provinsi DKI membuat sistem untuk mempermudah para wajib pajak mendapatkan SPPT PBB P2 di tahun 2021. Apa saja perbedaan dan efektifitas dari sistem tersebut : 

1. Mempermudah Kelurahan dan RT/RW 
2. Mempersingkat alur Distribusi
3. Warga lebih berperan aktif 
4. Kemudahan akses 
5. penggunaan Kertas yg berkurang (paperless).

Agar tercapai nya tujuan dari sistem tersebut, tentu kita harus berperan aktif, bekerjasama dan berkordinasi. Karna tanpa bantuan dari ASN terkait dan para RT/RW juga pemangku wilayah. Mustahil sistem tersebut terlaksana.

Yuk kita segerakan aplikasi tersebut, dapat di share ke RT/RW/Tokoh masyarakat/Sanak saudara yg tinggal di DKI dan Mari kita bersama sukses kan visi misi Pak Gubernur Prov. DKI “Maju kotanya Bahagia Warga nya”.

Pengisian untuk daftar E - SPPT PBB

Ternyata dibalik musibah ada hikmahnya juga. Terutama buat pemerintah karena jadi ga perlu buang-buang duit buat cetak sppt PBB. Buat kita mungkin kemudahannya jadi mendapat informasi lebih cepat. Biasanya harus menunggu sppt PBB dikirim dari kelurahan ke rumah. Privasi juga lebih terjaga karena ga salah kirim.

Oke Terima kasih ya buat yang sudah menyempatkan diri membaca curhatan receh saya. Sampai berjumpa lagi di curhatan receh saya selanjutnya. 



Comments